Bertemu Janda Berjilbab Di Jalan Tol

Sekslover - Cerita Seks | Cerita Mesum | Cerita Dewasa
Nasib itu berada di tangan Tuhan. Sering saya pikirkan kalimat ini. Rasa-rasanya ada benarnya juga. Tapi apakah ini nasib yg digariskan Tuhan saya tidak tau mungkin saja lebih pas ini yaitu godaan dari setan. Seperti pagi hari ini saat didalam bus menuju ke kantor saya duduk di samping cewek cantik dengan jilbab dengan tinggi 160 cm, usia sekitaran 27 th., bertubuh sekal serta berkulit putih (keliatan dari kulit muka serta telapak tangannya).

Awal mula saya tidak peduli karna hobyku untuk tidur di bis begitu kuat tetapi hoby itu lenyap saat itu juga saat cewek berjilbab di sebelahku menarik tas dipangkuannya untuk ambil ponsel-nya yg berdering. Sepasang paha montok tercetak terang dari rok biru tua panjang nan ketat yang dipakainya. Panorama itu cukup menarik hingga menggugah seleraku jadi bangkit. Saya lalu mencari akal bagaimana memancing pembicaraan serta mencari info.


Kelihatannya telah dari sononya saat kita kepepet sering ada inspirasi yg keluar. Waktu itu sesudah dia usai menelefon mendadak mulutku telah meluncur perkataan, ”Wachhh… hobynya sama saja yach! ”. Sesaat dia memandangku bingung, mungkin saja berfikir orang ini sok akrab banget sih. ”Hobi apaan? ” tanyanya. “Itu nitip absen”, sahutku serta dia tertawa kecil. “Tau saja anda. Basic tukang nguping”, sahutnya. Pada akhirnya percakapan bergulir.

Sepanjang pembicaraan saya tidak bertanya nama, pekerjaan ataupun teleponnya, tapi semakin banyak narasi lucu. Hingga pada akhirnya dia ngomong “kamu lucu juga yach.., tidak kaya cowok yang laen. ””Maksud anda? ” tanyaku sekali lagi. ”Biasanya mereka baru bercakap sebentar telah nanya nama selalu minta nomor telepon. ” Kemudian kami sama-sama berteman. Wanita muda berjilbab bernama Siti Fathiya, umum di panggil Tia. Percakapan selalu berlanjut sampai dia turun di Thamrin serta saya selalu ke kota. Dua hari lalu saya berjumpa dia sekali lagi.

Cewek manis berjilbab itu menghampiriku serta duduk disebelahku sembari menceritakan kalau beberapa rekannya penasaran karna dia hari itu miliki banyak narasi konyol.

Pagi itu kami jadi lebih akrab. Sembari bercanda tiba- tiba dia berkata : ”Kamu tentu sukai maen cewek yach, soalnya anda jago bercakap banget. Tentu banyak cewek di bis ini yang anda pacarin. ”Sumpah mati saya kaget sekali denger omongan dia. Kayanya maksud aku bikin kencan ama dia telah ketauan.

Pada akhirnya karna telah nanggung saya ceritain saja ke dia jika saya telah beristri serta miliki anak. Ech rupanya dia umum saja, malah saya yang jadi kaget karna nyatanya dia telah tidak perawan sekali lagi karna sempat MBA saat lulus sekolah dahulu. Saat ini dia telah bercerai. Wuichhh, tidak nyangka banget jika pacar nyatanya janda muda.

Setelah itu telah dapat ditebak. Percakapan telah lebih enteng arahnya. Akupun mulai memancing percakapan ke arah yang menjurus seks. Keakraban serta keterbukaan ke arah seks telah dimuka mata. Hingga satu sore sesudah dua bln. perjumpaan, kami janjian pulang bareng. Hari itu dia kenakan jilbab merah muda sewarna dengan hem serta rok panjangnya. Tempat duduk kami telah akrab serta melekat.

Bahkan juga Tia tidak sungkan sekali lagi mencubit saya tiap-tiap dia menahan tawa atau tidak tahan saya goda. Sekian kali saat dia mencubit saya tahan tangannya serta dia nampaknya tidak keberatan saat pada akhirnya tangan kirinya saya tumpangkan di pahaku serta saya elus-elus lengannya yang tertutup hem lengan panjangnya sembari selalu bercakap.

Pada akhirnya dia sadar serta berbisik, “Wachh, kok kerasan banget ngelus tanganku, entar lengan bajuku jadi kusut lho. “Habis gemes ngeliat muka manis anda, terlebih bibir tidak tebal anda, ” sahutku sembari nyengir. “Dasar hilang ingatan anda, ” tuturnya sembari menyubit pahaku. Serrrrrr…, pahaku berdesir serta si junior segera bergerak memanjang. Saya saksikan bangku seputarku telah kosong sesaat situasi gelap malam buat situasi didalam bis agak remang-remang.

Saya angkat tangan kirinya serta saya kecup lembut punggung jarinya. Janda muda berjilbab itu cuma tersenyum serta mempererat genggaman tangannya. Akhhhhh… telah ada lampu hijau fikirku. Pada akhirnya saya lanjutkan ciuman pada punggung jarinya jadi gigitan kecil serta hisapan lembut serta kuat pada ujung jarinya. Nampaknya dia nikmati sensasi hisapan di jarinya.

Berwajah yang dihiasi jilbab itu terlihat sendu tampak cantik sekali. Serta pada akhirnya dia menyender ke samping pundakku. Saat bis masuk jalan tol, kesibukan kami bertambah. Tangan kananku telah menyeka payudaranya yang putih memiliki ukuran 36 B dari luar baju merah mudanya. Merasa padat serta kenyal. Lantas perlahan-lahan jemariku buka kancing bajunya satu persatu serta menyelinap dalam BH kepunyaannya. Putingnya makin lama makin mengeras serta merasa jadi bertambah panjang sebagian mili.

Disamping itu tangannya juga tidak tinggal diam mulai mengelus-ngelus penisku dari luar. Sesudah sebagian menit lalu mendadak sikapnya beralih jadi liar serta agresif. Dia tarik ritsletingku serta selalu merogoh serta meremas penisku yang telah tegang. Tanganku yang di dada ditarik serta diarah kan ke selangkangannya. Saya tidak bisa banyak berbuat karna tempatnya tidak untungkan hingga cuma dapat mengelus paha dari luar rok panjangnya saja.

Kegiatan kami berhenti saat nyaris tiba di maksud. Serta dengan nafas yang masih tetap tersengal-sengal menahan birahi kami membereskan baju semasing. Turun dari bis saya katakan ingin anter dia hingga dekat tempat tinggalnya. Saya tau kita akan melalui tepi jalan tol. Daerah itu sepi serta saya telah berencana untuk menyalurkan keinginanku di daerah itu. 


Nampaknya janda muda berjilbab itu juga mempunyai keinginan yang sama. Saat jalan, tangan kiriku merangkul sembari mengelus payudaranya dari luar hem merah muda lengan panjang yang dipakainya. Serta saat kita melalui jalan yang sepi itu secepat kilat tangan kananku mencapai kepalanya yang dibalut jilbab merah muda jenis modis serta segera mencium serta melumat bibir minimnya itu. Secara cepat juga cewek berjilbab itu menyongsong bibirku, mengisap serta menyedotnya.

Tangannya segera beraksi turunkan ritsleting celanaku serta saya sendiri segera mengangkat rok panjang jenis ketat kepunyaannya. Rrrretttttt… saya tarik kasar cdnya…, jariku segera menyelusup masuk ke vaginanya merasa hangat serta licin. Rupanya dia begitu terangsang mulai sejak di bis barusan. Di dalam deru nafasnya Tia berdesah : “Ayo mas… masukin aja… saya kepengen banget nech. Hhhhhh…””Sebentar sayang”, sahutku, “Kita mencari tempat yang aman. ”

Saya tarik dia melalui pagar pengaman tol serta ditengah rimbun pohon saya senderkan dia serta sesudah menarik rok panjang jenis ketatnya itu hingga sepinggang Lantas cepat-cepat kuloloskan celana dalamnya lalu kuangkat kaki kanannya. Berniat celana dalamnya kusangkutkan di pergelangan kakai kanan yang kuangkat itu agar celana dalamnya tidak kotor menyentuh tanah. Dengan bernafsu saya buka celanaku serta megarahkan penisku ke vaginanya tapi cukup susah juga. 

Pada akhirnya dia membimbing penisku masuk vaginanya? Emmhhh…!?, kepala janda muda berjilbab merah muda itu mendongak sambil melenguh ketika ujung penisku mulai penetrasi dalam vaginanya. Mengagumkan, tersebut sensasi yang saya rasakan saat penisku mulai menyodok masuk vaginanya yang telah dibasahi cairan nafsu.

Ditengah deru mobil yang melewati jalan tol saya memompa pantatku dengan pergerakan perlahan serta menghentak ketika menjangkau pangkal penisku. Tia menyongsong dengan menggigit pundakku tiap-tiap saya menghentak penisku masuk dalam vaginanya. “Ooochhhh… auchhhh… Masssss… oochhh…”, desahnya. Birahi serta kemelut bercampur aduk dalam hatiku saat terdengar nada orang melewati jalan di balik pagar.

Tetapi tempat kami cukup aman karna gelapnya malam serta terlindung pohon yang cukup lebat. Bahkan juga mungkin saja orang yang jalan itu akan tidak berfikir ada sepasang manusia yang cukup hilang ingatan untuk bercinta di tepi jalan tol itu. “Gantian mas… saya cape”, tuturnya. Saya lalu duduk menyandar serta wanita muda berjilbab merah muda itu memegang rok panjang yang kusingkap barusan supaya tidak jatuh kebawah. Lalu Tia mulai berjongkok mengarahkan vaginanya. Saat penisku kembali menyodok di antara daging lembut vaginanya yang telah licin, sensasi itu kembali menimpa diriku.

Sembari memegang bahuku, dia mulai menghimpit pantatnya serta menggerakan pinggulnya lewat cara menggesek perlahan-lahan, maju mundur sembari kadang-kadang memutar. Kesenangan itu kembali menimpa serta makin tinggi intensitasnya saat saya menolong dengan menghimpit keatas pinggulku sembari menarik pantatnya.

Desahan suaranya semakin keras setiap saat kemaluan kami bergesekan, “uchhhhh… ssshhh… uchhhhh…”. Mataku sendiri terpejam nikmati rasa yang terwujud dari pergesekan bulu kemaluan kami sembari selalu menggerakkan pinggul menyeimbangi pergerakannya. ”Terus sayang… mari terus”, desahku. Keringat telah membasahi punggungnya serta pergerakan kami telah mulai melambat tetapi desakan makin ditingkatkan untuk menyeimbangi rasa nikmat yang menyebar disekujur badan kami serta selalu bergerak ke arah pinggul kami, berkumpul serta berpusar di ujung kemaluan kami.

Berdenyut serta ujung penisku mulai siap meledak, sesaat wanita berjilbab ini mulai mengerang sembari menjepitkan vaginanya lebih keras sekali lagi. “Hegghhhhhh… hhhegghhhh… heghhh… selalu mas… sodok… sodok terussss… mas… yachhh… disitu… terus… terussss… ooocchhhhhhh”, dengan desahan panjang sembari mendongakkan kepalanya yang terbungkus jilbab, Tia menghimpit serta menjepit keras penisku sesaat vaginanya selalu berdenyut-denyut. ? Mass…mmhh…oouuccchh…?, pekiknya tertahan sambil menundukkan kepalanya yang berjilbab itu ketika menjangkau puncaknya. Saya cuma dapat terdiam sembari memeluk badannya menanti dia usai orgasme.

Saat jepitannya mulai mengendur saya segera bereaksi melanjutkan rasa yang terlambat itu, tanpa ada basa basi rasa nikmat itu mulai menerjang kembali, berkumpul serta meledak menyemburkan cairan kenikmatanku kedalam vaginanya. Saya sodokan penisku sembari menghimpit pinggulnya sesaat kakiku mengejang nikmati aliran rasa yang menerjang keluar dari badanku itu.

Sesudah beristirahat sebagian menit kami sama-sama memandang… pada akhirnya tersenyum serta tertawa. ”Kamu memanglah bener-bener hilang ingatan, tapi jujur saya begitu suka pada bercinta lewat cara begini. Saya belum juga sempat senikmat ini bercinta. ” akunya. “He.. he.. he.. sama donk”, kataku sembari mengecup bibir sang janda muda berjilbab yang tidak tebal itu sesaat kemaluanku mulai mengendur didalam vaginanya.

Kemudian kami membereskan baju masing serta berjanji untuk mengarungi kesenangan sex ini untuk hari-hari yang akan datang.

TAMAT

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Bertemu Janda Berjilbab Di Jalan Tol"

Post a Comment